Mengeral
Bromo tentunya tidak akan pernah lepas dari Kaldera Tengger. Kaldera
Tengger ini memiliki panorama yang sangat menarik, karena tidak hanya
bentang alam vulkanik yang hanya bentuk kerucut saja yang terlihat,
didalam kaldera ini ada bermacam-macam bentang alam yg sangat indah.
Kaldera Tengger
Salah
satu keuninkan dari Gunung Bromo adalah adanya Kaldera Tengger. Kaldera
Tengger berukuran lebar sekitar 16-km terletak di ujung utara sebuah
gunungapi massif yang membentang dari gunung Semeru. Kompleks vulkanik
Tengger diperkirakan mengalami aktifitas besar-besaran sekitar 820.000
tahun yang lalu.
Gunung ini terdiri dari lima
stratovolcanoes yang saling tumpang tindih, masing-masing dipotong oleh
sebuah kaldera. kubah lava, kerucut piroklastik, dan maar yang menduduki
sisi-sisi massif tersebut.
Kaldera
Ngadisari yang berada pada ujung Timurlaut dari kompleks ini terbentuk
sekitar 150.000 tahun yang lalu dan kini telah mengering karena
diperkirakan airnya mengalir melalui Lembah Sapikerep. Yang paling
menarik dari kaldera Tengger adalah adanya “lautan pasir”
seluas 9 x 10 km yang terletak pada ujung Barat daya dari kompleks ini.
Komplek ini diperkirakan terbentuk secara bertahap selama Pleistosen
akhir dan Holosen awal, atau sekitar 2 juta tahun lalu. Sebuah cluster
tumpang tindih kerucut pasca kaldera dibangun di lantai kaldera lautan
pasir dalam beberapa ribu tahun terakhir.
Dalam peta jadul Kaldera Tengger digambarkan seperti dibawah ini
Tengger digambarkan oleh FR Junghuhn tahun 1844. Lihat keunikannya dalam menggambarkan lereng dengan teknik arsir (hachure).
Sad
Agus seorang geologist di IAGI menjelaskan bahwa keadaan topografi
bervariasi dari bergelombang dengan lereng yang landai sampai berbukit
bahkan bergunung dengan derajat kemiringan yang tegak. Ketinggian tempat
antara 750 – 3.676 m dpl. Dengan puncak tertinggi G. Semeru 3.676 m
dpl. (merupakan gunung tertinggi di P. Jawa) dan terdapat 4 buah danau
dan 50 buah sungai. Selain didominasi oleh pegunungan, di dalam kawasan
taman nasional juga terdapat 4 buah danau (ranu) masing-masing : Ranu
Pani (1 ha), Ranu Regulo (0,75 ha), Ranu Kumbolo (14 ha) dan Ranu
darungan (0,5 ha). Suhu udara berkisar antara 3 s/d 20 derajat Celcius,
curah hujan rata-rata 6.604 mm/tahun dan kunjungan terbaik pada bulan
Juli – Agustus.
Bromo
adalah gunungapi tipe cinder cone, gunungapi yang terutama dibentuk
oleh litifikasi abu gunungapi, yang berada di dalam kaldera Tengger.
Kaldera Tengger berukuran hampir 100 km2, dasarnya tertutup oleh endapan
pasir lepas hasil erupsi. Dari kaldera ini muncul lima gunungapi :
Bromo, Widodaren, Kursi, Giri, Batok – tetapi yang aktif hanya Bromo. Di
dekat Kaldera Tengger ada gunungapi lain, yaitu Semeru. Catatan
pertamanya sudah sejak 1775. Sampai sekarang, sudah tercatat sekitar 50 x
letusan. Umumnya tipe letusannya Strombolian. Letusan Bromo bersifat
ledakan dengan melontarkan bom gunungapi, lapili, pasir, dan abu yang
umumnya hanya mempengaruhi sekitar puncak saja. Dalam sejarahnya, Bromo
belum pernah tercatat mengalirkan lava. Abu letusannya kadang2 merusak
perkebunan di sekitarnya, seperti pada tahun 1915 dan 1948. Sejak 1989,
Gunung
Bromo telah
dipantau secara terus-menerus dari pos pengamatan Cemorolawang di
pinggir kaldera Tengger. Seismisitas Gunung Bromo umumnya disebabkan
gempa volkanik dangkal, gempa tektonik, pengeluaran gas, serta beberapa
gempa dari letusan Semeru.
Anak bungsu dari kompleks ini adalah Bromo, salah satu gunung berapi yang paling aktif di Jawa dan paling sering dikunjungi.
Erupsi
gunung Bromo tercatat pada : 1804, 1815, 1820, 1822, 1825, 1829, 1830,
1835, 1842, 1843, 1844, 1856, 1857, 1858, 1858, 1859, 1860, 1865, 1865,
1866, 1867-68, 1877, 1885, 1885-86, 1886, 1886-87, 1888(?), 1890, 1893,
1896, 1906-07, 1907, 1907-08, 1909, 1910, 1915-16, 1921, 1922, 1928,
1930, 1935, 1939, 1940, 1948, 1950, 1955, 1956, 1972, 1980, 1983(?),
1983, 1984, 1995 (March-May), 1995 (Sep-Dec), 2000 (Nov)-20001 (Jan),
2004 (June).
Gunung
Bromo yang berada dalam kaldera Tengger ini termasuk gunung yang sangat
aktif. Erupsi yang terrekam sejak 1800 ini memiliki jeda antara 16
hingga setahun 2 kali.
Sejarah Letusan
Berdasarkan
catatan sejarah, letusan atau peningkatan kegiatan vulkanik Gunungapi
Bromo mulai tercatat sejak tahun 1804, erupsinya dapat berlangsung
pendek yaitu beberapa hari saja (contoh : 12 – 14 Juni 1860) tetapi
dapat pula berlangsung satu bulan atau lebih secara terus menerus.
Erupsi Bromo 8 June 2004 dari jarak 2.2 km. Dimbil 9 menit setelah erupsi.
Daur
erupsi Gunungapi Bromo tidak menentu yaitu masa istirahat terpendek
kurang dari satu tahun sedangkan masa istirahat terpanjang 16 tahun.
Peningkatan
kegiatan/letusan yang tercatat dalam sejarah aktifitas vulkanik
Gunungapi Bromo sejak lebih kurang 200 tahun yang lalu.
Karakter Letusan :
Sepanjang
sejarah letusan, setiap kali erupsi menyemburkan abu, pasir, lapilli,
dan kadang-kadang melontarkan bongkah lava dan bom vulkanik, kecuali
pada kegiatan 1980, pada dasar kawah terbentuk sumbat lava.
Periode letusan :
Periode
erupsi dapat berlangsung pendek yaitu beberapa hari saja (12 – 14 Juni
1860), tetapi dapat pula berlangsung satu bulan atau lebih secara terus
menerus.
Daur
erupsi gunungapi Bromo tidak menentu yaitu masa istirahat terpendek
kurang dari satu tahun sedangkan masa istirahat terpanjang 16 tahun.
Status AWAS Bromo mulai 23 November 2010
Bromo
statusnya dinaikkan menjadi Siaga pada Pukul 8.00 WIB, tetapi pada
pukul 11.00 WIB, tremor sudah semakin lama semakin meningkat secara
menerus, maka per pukul 15.30 WIB, Kepala PVMBG, Dr Surono menaikan
Bromo menjadi AWAS !
0 comments:
Post a Comment