Dinosaurus
muncul pertama kali sekitar 225 juta tahun yang lalu pada Zaman Trias.
Binatang ini terus hidup sampai Zaman Jura dan berkembang menjadi
raksasa pada Zaman Kapur. Sekitar 65 juta tahun yang lalu, pada akhir
Zaman Kapur, dinosaurus lenyap dari muka bumi.
Dinosaurus di Taman EdenDino
in Water. Copyrighted Eden Communications. Pada Awal Penciptaan,
dinosaurus tidak ganas atau berbahaya. Saat Tuhan selesai menciptakan
seluruh manusia, Tuhan berkata “semuanya itu baik”. Kalau begitu
bagaimana bentuknya? Seberapa besar perbedaannya dengan kerangka
dinosaurus yang ditemukan terbunuh oleh air bah dengan dinosaurus
pertama yang diciptakan Tuhan? Sayangnya, tidak ada seorangpun yang tahu
bagaimana rupanya manusia atau dinosaurus (atau binatang lainnya) saat
diciptakan Tuhan jaman dahulu.
Awalnya dinosaurus pasti tidak
berbahaya — dirancang untuk menyenangkan manusia dan bermanfaat bagi
dunia, seperti semua binatang lainnya. Saat diciptakan pertama kali,
seluruh dinosaurus hanya makan tanaman dan buah-buahan.
Dinosaurus di bumi setelah air bahleaf
Setelah air bah, dinosaurus dan seluruh binatang lain dibuat untuk
takut terhadap manusia (Kejadian 9:2). Binatang tinggal sejauh mungkin
menghindari manusia. Mereka tidak lagi jinak atau bisa dipercaya. Tuhan
mungkin membuat hal ini untuk melindungi manusia dan binatang di bumi
setelah air bah. Manusia dan dinosaurus hidup di wilayah yang terpisah -
seperti manusia dan binatang liar saat ini.
Fosil tulang, gigi
dan isi perut dari banyak dinosaurus yang terbunuh selama air bah banyak
ditemukan. Sejauh ini, semuanya memperlihatkan bahwa dinosaurus saat
itu pemakan tumbuhan dan tidak berbahaya — beberapa ratus tahun setelah
manusia jatuh dalam dosa. Mereka mungkin tidak jauh berbeda dari gajah
atau jerapah.
Asteroid Pembunuh DinosaurusSampai
saat ini, astronom telah mengetahui lebih dari 40 keluarga asteroid,
pecahan dari tubuh yang lebih besar, dan menghitung kapan ledakan itu
terjadi. Namun, mereka belum berhasil menemukan asteroid mana yang
bertanggung jawab atas kepunahan besar tersebut.
Dinosaurus, baik
besar maupun kecil, pernah menguasai bumi sedikitnya 120 juta tahun
sampai periode Cretaceous. Kemudian mereka menghilang dalam beberapa
ribu tahun, sesuai dengan bukti fosil, ketika periode Tertiary dimulai
sekitar 65 juta tahun lalu.
Menghilangnya dinosaurus adalah
misteri sampai 30 tahun lalu, yakni ketika Walter Alvarez, ahli geologi
di University of California-Berkeley, dan ayahnya, Luis, menemukan
penyebabnya. Mereka menyatakan sebuah obyek tak dikenal dari antariksa
menghantam bumi dan menimbulkan kawah besar di kerak bumi di pesisir
Yucatan, Meksiko, dan menyebarkan pecahannya dalam bentuk unsur langka
yang disebut iridium.
Teori ini amat kontroversial. Tapi seiring
dengan bergulirnya waktu, mulai mendulang dukungan. Penemuan kawah besar
yang disebut Chicxulub dekat Yucatan Peninsula, ditambah iridium dan
pecahan mirip kaca ribuan kilometer di sekeliling kawah itu, memperkuat
ide itu.
Bukti yang mendukung teori tersebut bertambah dengan
penemuan David Nesvorny dan rekannya dari Southwest Research Institute
di Bouklder, Colorado, Amerika Serikat. Pada awal tahun ini, mereka
berhasil mengidentifikasi kelompok baru yang mereka namakan keluarga
Baptistina, sesuai dengan nama asteroid terbesar kelompok itu, yang
besarnya mencapai 40 kilometer. Asteroid pembunuh dinosaurus ada
kemungkinan adalah anggota yang hilang dari keluarga ini, yang terbentuk
akibat tumbukan di bagian dalam sabuk asteroid itu pada 160 juta tahun
lampau.
Tim Nesvorny sudah memperhitungkan bahwa asteroid sebesar
10 kilometer itu telah bertubrukan dengan bumi. Asteroid tersebut
adalah satu dari 300 pecahan batu induk yang aslinya mencapai 170
kilometer. Pecahan lainnya kemungkinan besar menabrak Venus dan
bertanggung jawab atas terbentuknya formasi Tycho, kawah termuda di
bulan.
Komposisi Baptistina ini juga cocok dengan pecahan yang
ditemukan di bumi. Para ilmuwan itu juga menghitung kemungkinan adanya
asteroid lain yang menabrak bumi kurang dari 10 persen.
Tabrakan punahkan dinosaurus
Sebuah penelitian terbaru menyebutkan tabrakan massal di angkasa 160 juta tahun lalu menyebabkan kepunahan dinosaurus.
Tumbukan
asteroid menyebabkan reruntuhan beterbangan di Sistem Tatasurya
termasuk gumpalan besar yang menghantam Bumi dan kemudian menyapu
dinosaurus.
Tim peneliti dari Amerika Serikat dan Ceko percaya
pecahan-pecahan lainnya menabrak Bulan, Venus dan Mars dan dampak
pukulan itu kemudian menciptakan lubang-lubang.
Penelitian yang dilakukan berdasarkan model di komputer ini dimuat di jurnal Nature.
“Kami
yakin ada hubungan langsung antara peristiwa tumbukan ini, hujan
asteroid yang dihasilkan, dan dampak pukulan keras yang terjadi 65 juta
tahun lalu yang diperkirakan menyebabkan dinosaurus punah,” kata Dr Bill
Bottke dari Southwest Research Institute, Boulder, Colorado, Amerika
Serikat.
Sejumlah penelitian sebelumnya membahas hal yang
tampaknya merupakan peningkatan serangan asteroid terhadap Bumi selama
100-200 juta tahun terakhir, sekitar dua kali lipat dari norma jangka
panjang.
Dr Bottke dan kawan-kawan berusaha membuktikan bahwa
peningkatan ini kemungkinan dipicu oleh gangguan besar dari batu dengan
lebar 170 kilometer di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter sekitar
160 juta tahun lalu.
Dinosaurus Terberat Asia Ditemukan di China
Zhengzhon,
China (ANTARA News) - Para ilmuwan di China mengumumkan bahwa mereka
telah menggali fosil dinosaurus terberat di Asia, yang ditemukan di
provinsi Henan, bagian tengah China.
Fosil yang ditemukan di
kawasan antara kotapraja Santun dan Liudian, kabupaten Ruyan, tersebut
memiliki berat badan yang luar biasa, diidentifikasi sebagai dinosaurus
terberat di Asia, kata Wu Guochang, pakar dari departemen sumber daya
alam di provinsi Henan.
Dinosaurus itu berukuran panjang 18 meter
dan sakrumnya — bagian tulang belakang sebelah bawah — membuatnya lebih
lebar dari fosil dinosaurus yang digali di Gansu tahun silam, yang mana
kemudian diidentifikasi sebagai dinosaurus terberat di Asia, kata Wu.
Wu
mengatakan, para ilmuwan menduga tanah tempat fosil yang digali itu
terbentuk dalam Era Cenozoic, yang telah berusia 65 juta tahun.
Para
penduduk lokal biasanya menggali apa yang mereka sebut “tulang-belulang
naga” yang digunakan sebagai obat-obatan tradisional China.
Para
ilmuwan meneliti “tulang-belulang naga” itu dan mengidentifikasinya
sebagai fosil dinosaurus yang hidup antara 85-100 juta tahun silam dalam
zaman batu di Era Mezozoik.
“Dinosaurus itu memakan tumbuh-tumbuhan dan fosil itu sangat awet,” kata Wu.
Para
ilmuwan dari museum geologi provinsi Henan dan Akademi Ilmu Geologi
China menghabiskan waktu dua tahun untuk menggali dan meneliti fosil
itu, dan penemuan tersebut diminati oleh para ilmuwan dari AS, Inggris,
Jerman dan Jepang.
Penemuan itu sangat penting untuk riset,
distribusi geologi, migrasi dan perkembangan spesis dinosaurus ini, kata
Dong Zhiming, ilmuwan dari Institute of Vertebrate Paleontology and
Palaeoanthropology pada Akademi Sains China, demikian Xinhua.(*)
Kotoran Dinosaurus Harganya USD1000
NEW
YORK - Sebongkah kotoran dinosaurus yang telah berubah menjadi fosil
dan menyatu dengan bebatuan berhasil dilelang di rumah lelang Bonhams
seharga USD1000.
Awalnya pemilik rumah lelang memprediksi harga
fosil kotoran dinosaurus ini hanya seharga USD450. Namun ternyata
seseorang bernama Steve Tsengas berhasil menawar seharga USD960.
Tsengas
merupakan pengusaha berusia 71 tahun yang memiliki Fairport Harbor di
Ohio. Fairport merupakan sebuah perusahaan yang berkonsentrasi menjual
produk-produk hasil daur ulang kotoran hewan seperti Anjing dan Kucing.
Pria
tersebut rela merogoh kocek sebesar itu hanya untuk memberikan motivasi
kepada karyawannya untuk bekerja sebaik mungkin dan menghargai setiap
kotoran yang keluar dari tiap-tiap hewan yang dimaksud. Selain itu
Tsengas juga menggunakan Fosil tersebut sebagai marketing tool yang akan
ia pajang di tokonya.
“Kotoran hewan merupakan bisnis yang cukup besar untuk industri ini,” ujar Tsengas seperti dikutip melalui Associated Press.
Kotoran
dinosaurus yang telah berubah menjadi fosil ini berasal dari jaman
Jurasik. Bentuknya luarnya mirip dengan sebongkah batu namun di dalamnya
terdapat senyawa mineral yang berwarna-warni